Kamis, 21 Maret 2013

Makanan Khas Provinsi Riau


Makanan Khas Provinsi Riau - Riau yang dikenal sebagai negeri melayu memiliki berbagai jenis kuliner khas yang lezat dan nikmat. Apa saja itu ? yuk simak di bawah ini :

1. Bolu Kemojo

Bolu Kemojo adalah panganan khas Melayu dari Riau. Kue ini sering disajikan pada hajatan, buka puasa, atau perayaan-perayaan hari besar seperti lebaran. Pada umumnya kue ini berwarna hijau coklat dengan rasa pandan. Namun, kini juga dikembangkan berbagai macam rasa seperti durian dan kacang.

2. Lempuk Durian

Lempuk Durian merupakan salah satu Jenis Makanan Khas dari Riau yang terbuat dari Durian, lempuk ini berbentuk seperti dodol. Selain di Riau, lempuk juga dapat dijumpai di daerah lain di Sumatera. Siapa sih yang tidak kenal dengan lempuk durian, "Makanan Khas Riau" ini berasal dari Kab. Bengkalis, bahkan lempuk sudai menjadi ikon Bengkalis, jika kita berkunjung ke Bengkalis kurang lengkapnya jikanya tidak membeli buah tangan Lempuk Durian.

3. Es Laksamanana Mengamuk

Es Laksamana Mengamuk merupakan minuman dingin yang menggunakan buah kuini sebagai bahan utama. Konon, keberadaan minuman ini berawal dari mengamuknya seorang laksamana di kebun kuini. Laksamana tersebut mengamuk lantaran istrinya dibawa lari oleh pemilik kebun kuini tersebut. Sang laksamana menebas-nebaskan pedangnya ke seluruh penjuru, hingga puluhan buah kuini hancur karena kemarahannya ini. Usai sang laksamana menuntaskan kemarahannya dan pulang, orang-orang di sekitar kebun kuini mengambil puluhan buah kuini yang sudah tercincang dan terhampar di rumput. Pada awalnya, orang-orang tersebut bingung, akan diapakan buah kuini yang telah terpotong-potong tersebut. Hingga salah seorang wantia, mencampurkan potongan-potongan buah kuini itu dengan air santan dan gula merah. Jadilah minuman segar, yang pada waktu itu, langsung dinikmati oleh orang sekampung.

4. Roti Jala

Roti jala terbuat dari kombinasi adonan tepung serta berbagai jenis kuah yang bisa dijadikan pilihan. Kuah yang sering digunakan adalah kuah kari dan kuah manis. Roti jala sering ditemui pada saat acara resepsi pernikahan, akikah serta pada saat bulan ramdahan dan hara raya idul fitri/adha.

5. Kue Bangkit

Diberi nama kue bangkit karena ukuran dari kue ini setelah matang dan dikeluarkan dari oven akan berukuran dua kali lipat dari ukuran adonan semula. Warna kue bangkit ini putih kekuningan dan kadang dipercantik dengan diberi noktah berwarna merah di atasnya. Tekstur kue bangkit yang sangat halus dan gampang remuk. Kue bangkit akan lumer di dalam mulut dan mempunyai rasa yang renyah ketika dikunyah. Rasanya yang manis ini menjadi daya tarik bagi anak-anak.
Sumber : http://www.diditrinjano.com/2013/01/makanan-khas-provinsi-riau.html

KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN RIAU


Sebagai orang riau dan kita sebagai generasi muda harus selalu mengembangkan budaya dan pariwisata kita.
Riau adalah pusat kebudayaan melayu di indonesia.Yang kaya akan adat istiadat.
Adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah.

Tarian tradisional di riau :
1.tari persembahan
2.tari zapin
3.tari tanjungkatung
4.tari serampang 12
5.tari joged lambak
6.dll

Nyanyian tradisional:
1.lancang kuning
2.soleram
3.nirmala
4.zapin
5.selayang pandang
6.bunga tanjung

Pakaian adat
 Laki laki :
1.baju melayu cekak musang
2.baju melayu gunting cina
3.baju melayu teluk belanga

 Wanita :
1.baju kurung (kain ,baju,dan selendang)
2.baju kebaya labuh(kain,baju,dan selendanng)

Rumah adat :
1.balai selaso jatuh
2.rumah adat selaso jattuh kembar
3.rumah melayu atap limas
4.rumah melayu atap kajang
5.rumah melayu atap lontiok

Kita harus selalu menjaga,melindungi serta melestarikan nya. Karna dengan begitu maka riau akan menjadi daerah tujuan wisata yang terkenal baik lokal maupun mancanegara.
Selain itu kita juga harus mempromosikan nya .Baik melalui media elektronik seperti iklan,acara2 program tv.maupun melalui media massa seperti majalah,koran,internet dll.
Selain itu juga bisa melalui event2 yang diadakan seperti:
1.Event yang diadakan oleh ASITA. yaitu RTTF,merupakan salah  satu cara dalam mempromosikan wisata Riau.Sehingga kita semakin tahu tentang potensi pariwisata kita.
2.PON(pekan olahraga nasional)pada 9 -20 september juga merupakan kesempatan emas dalam mempromosikan wisata riau.Dimana beribu ribu orang datang ke riau.
3.ISG(islamic solidarity games) 3  yang akan diadakan di riau pada tahun 2013.Merupakan event olahraga internasional.Dengan begitu mulai sekarang ita harus selalu mengembangkan pariwisata kita seperti bono(yang akan dijadikan objek wisata internasional) karna memiliki potensi wisata yang bagus.dan pemerintah pun harus mmbuat akomodasi seperti hotel,wisma dan lain lain serta akses yang bagus untuk mencapai objek ini,restaurant,souvenir shop,bank dan money changer.selain itu juga ada atraksi bakar tongkang,pacu jalur,candi muara takus  dan objek wisata lainnnya.Agar semakin bagus dan menarik, juga agar wisatawan nyaman dalam berwisata di proopinsi kita.sehingga ketika event nanti di mulai kita sudah bisa menyuguhkan pariwisata dan bbudaya kita yang bagus.
Karena pariwisata merupakan salah satu yang banyak menyumbangkan devisa bagi negarakita.
Coba saja bayangkan!!!
Jika kita tidak memelihara dengan baik wisata kita,dan
jika di riau ini sudah tidak ada lagi minyak,yang merupakan sumber pndapatan riau.Maka dari paiwisata inilah kita bisa mendapatkan devisa.

Dan lebih bagus apabila kita travelling di negeri sendiri dari pada di negeri orang lain.
Janganlah selalu mengembangkan KORUPTOR di negeri kita tapi kembangkan lah pariwisata dan budaya kita.

Sumber :
 http://salam-riau.blogspot.com/p/kebudayaan.html

Sejarah Kota Pekanbaru Riau


a. Asal-usul Nama Pekanbaru

Pekanbaru awalnya dikenal sebagai nama ‘Senapelan’. Pada saat itu Senapelan dipimpin oleh seorang kepala suku yang diberi istilah Batin. Daerah ini dahulunya adalah sebuah kawasan ladang, selanjutnya berkembang menjadi sebuah perkampungan. Perkampungan Senapelan kemudian berpindah ke sebuah pemukiman baru yang selanjutnya disebut dengan Dusun Payung Sekaki. Letaknya berada di tepian muara Sungai Siak.

Sejarah Kota Pekanbaru Riau

Mesjid Raya Pekanbaru
Perkembangan dari Senapelan sangat erat kaitannya dengan perkembangan dari Kerajaan Siak Sri Indrapura. Terutama semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah tinggal di Senapelan tersebut. Beliau mendirikan istana miliknya di daerah yang diberi nama Kampung Batu, daerah ini berdekatan dengan Kampung Senapelan tersebut. Diprediksi posisi istana tersebut berada di Masjid Raya Senapelan saat ini. Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah merancang pendirian Pekan (pasar) di Kampung Senapelan. Namun upaya tersebut tidak berkembang. Usaha ini pun akhirnya dilanjutkan oleh putranya sendiri yakni Raja Muda Muhammad Ali. Lokasinya sekitar daerah pelabuhan sekarang.
Pada perkembangan selanjutnya, yakni tepatnya pada hari Selasa tanggal 21 Rajab 1204 H atau pada tanggal 23 Juni 1784 M, maka nama negeri Senapelan pun diubah menjadi ‘Pekan Baharu’. Tanggal ini saat ini ditetapkan sebagai hari jadinya Kota Pekanbaru. Setelah penetapan tersebut, Senapelan lebih dikenal dengan nama Pekan Baharu, atau di dalam percakapan sehari-hari disebut Pekanbaru.
b. Perkembangan Kota Pekanbaru Sebelum Kemerdekaan

Perkembangan dari Kota Pekanbaru tersebut pada mulanya tidak bisa dilepaskan dari fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi yang cukup vital dalam mendistribusikan hasi-hasil bumi dari kawasan pedalaman dan dataran tinggi di Minangkabau ke wilayah pesisir yakni Selat Malaka. Sehingga pada abad ke-18, wilayah negeri Senapelan yang berada di tepi Sungai Siak tersebut, menjadi kawasan pasar (pekan) bagi para pedagang yang berasal dari dataran tinggi Minangkabau.

Kota Pekanbaru Riau
Pada tanggal 19 Oktober 1919 didasarkan pada Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1, Pekanbaru ditetapkan sebagai bagian dari Distrik Kesultanan Siak. Akan tetapi pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke bagian wilayah Kampar kiri yang dikepalai seorang controleur yang berstatus landschap dan berkedudukan di Pekanbaru sampai tahun 1940. Selanjutnya menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai 1942. Setelah Jepang menguasai, Pekanbaru dikepalai oleh gubernur militer yang diberi istilah gokung.
c. Perkembangan Kota Pekanbaru Setelah Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan pada Ketetapan Gubernur Sumatera di Kota Medan tanggal 17 Mei 1946 No.103, Pekanbaru pun dijadikan sebuah daerah otonom yang disebut dengan ‘Haminte’ atau ‘Kotapraja’. Selanjutnya pada 19 Maret 1956, didasarkan pada Undang-undang No. 8 Tahun 1956 RI, Pekanbaru (Pakanbaru) pun diubah menjadi sebuah daerah otonom kota kecil yang tergabung dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah.
Kemudian semenjak tanggal 9 Agustus 1957 didasarkan pada Undang-undang Darurat No.19 Tahun 1957 RI, Pekanbaru pun masuk ke dalam bagian dari wilayah Propinsi Riau yang baru saja terbentuk. Kota Pekanbaru sendiri baru resmi menjadi ibu kota dari Propinsi Riau yakni pada tanggal 20 Januari 1959 didasarkan pada Kepmendagri Desember 52/I/44-25. Setelah sebelumnya yang menjadi ibu kota Propinsi Riau adalah Tanjung Pinang yang kini telah menjadi ibu kota Propinsi Kepulauan Riau.

Kota Pekanbaru Riau
Saat ini Pekanbaru telah berkembang pesat menjadi sebuah kota perdagangan yang cukup prospek mengingat posisinya berada pada jalur internasional yang strategis. Pembangunan Kota Pekanbaru sendiri cukup mengalami peningkatan signifikan. Dibukanya berbagai pusat perbelanjaan modern seperti mall, bandar udara internasional, perpustakaan wilayah yang megah, jalur fly over, pusat bisnis di kawasan MTQ Sudirman serta rencana pembangunan monumen bahasa yang megah oleh pemerintah Propinsi Riau. Perkembangan perdagangan di Pekanbaru dijangkakan akan semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kota ini bahkan sempat mendapatkan julukan sebagai ‘kota seribu ruko’ karena jumlah ruko sebagai pusat perdagangan yang hampir ditemukan di sepanjang jalan-jalan Kota Pekanbaru. Visi Riau 2020 merangkum rencana pembangunan dan pengembangan Kota Pekanbaru khususnya dan Propinsi Riau pada umumnya.

Sumber : 
http://www.riaumagz.com/3908/sejarah-kota-pekanbaru-riau/